Aku terlahir dari rahim seorang ibu.. (iyalaaahhh, masa dari chiki π)
Aku mau bercerita tentang sosok laki-laki yang selalu ada untuk aku. π
(Hahahahha)
Siapa dia?
Kepoooooo... Hahahaaa
Dia adalah Papa.. π
Sosok laki-laki gagah perkasa yang sangaaaaaat aku sayang π
Dari kecil, aku itu nempel terus sama doi π€£
Kemana-mana selalu nemplok. (macem onyet π
), sampai ada yang mengira kalau kami pacaran.. (yakaliiii pacaran sama om om π, umur jauh bedaaaaaaaaaa, tua dan anak-anak, piye tohπ€£)
Dulu, waktu aku kecil (Puji Tuhan pernah ngerasain masa-masa indah jadi anak kecil), ga pernah bisa lepas dari papa,, apa apa papa, pokoknya semua papa.. cerita apapun ke papa, sampe ngeliat ada orang ditilang pak polisi di jalan ajaaaa, sampe rumah ketemu papa langsung cerita.. "PAAAAAA, Yaya lihat ada yang distop polisi tadi di jalan, kok di stop?" terus papa jawab "ya suka suka polisinya laaah" (π€£ haha boong) "iya, lagi banyak razia belakangan ini"
Papa itu sangat telaten (apa ya telaten, hmm, googling aja ya kalo ga tau hihihii).. Dari kecil, sampai sudah umur 20, always disuapin kalo makan (yeay! Hahahahha). Papa selalu ngeluangin waktu untuk nyuapin anak-anaknya sarapan, karena kalau ga gituuuu, anak-anaknya sibuk rapi-rapi untuk berangkat sekolah dan ga sempat sarapan π (ah, so sweeetttt.. rinduuuuu)
Tidur malam, selalu berdua sama papa, nemplok di ketiaknya hihihiiii
Tengah malam laper, masak nasi goreng sama papa (walau kadang ga ada rasanya π€£) kalau papa sempat, suka diantar jemput sekolah, didongengin kalau tidur, cerita berjam-jam sampai kadang lupa waktu π
Tapi itu duluu gengs!
Setelah 26 April 2014, semua berubah π
"Oh, kamu udh nikah ya?"
Hmm ya belumlaaahhhhhh..
Beliau pergi jauuhh... Jauuuuhhhhhh dan ga akan pernah kembali lagi π
Lagi ada kelas, tiba tiba dapet pesan dari cici (kakak perempuan) "De, nanti pulang langsung ke rumah sakit yaa, papa lagi di rumah sakit"
Lemas gengs bacanya!
Iyalah, secara, orang yang paliiiing disayang tiba-tiba masuk rumah sakit! π
Buru-buru deh ijin jam berikutnya, langsung cuuss ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, si papa harus segera dilarikan ke rumah sakit lain untuk di rawat di ruang ICU π dan kalian tau? Pada saat itu semua ICU rumah sakit penuh! Oh Tuhannn, kok tega?
Akhirnya, dilarikan ke salah satu rumah sakit di Timur (tinggalnya di Barat), itupun rujukan dari rumah sakitnya, cuma ada disana katanya.. hmmmm..
Ngeliat muka papa yang sangaaat sangat sangat pucat pada saat dibawa ke ambulans, hancur hati ini π pikiran langsung lari kemana-mana.
Hanya bisa diam membisu, sambil berdoa dalam hati "Tuhan, please, jangan ambil papa".
Tiba di rumah sakit, aku hanya bisa duduk terdiam di lobby rumah sakit, menghindari semua orang. Sampai akhirnya dipaksa masuk ke dalam untuk lihat papa π ga bisa lama, cuma bisa sebentar ngeliat papanyaaaa, ga bisa nahan air mata untuk ga netes, daripada papa sedih lihat aku menangis, lebih baik aku keluar sebelum air mata itu benar-benar jatuh. Karena rasa takut kehilangan, bikin ga bisa berlama-lama menatap papa.. Sedih, lihat papa terbaring dengan segala alat yang nempel di tubuhnya π
Setelah cek ini itu ini itu, akhirnya masuk lah papa ke ruang ICU.. Apa yang aku lakukan? Sama, menyendiri di lobby rumah sakit π hanya karena satu alasan 'takut'.. yaa, takut yang teramat sangat pada saat itu..
Setelah dapat kabar kalau papa membaik, aku cukup lega.. dan memutuskan untuk pulang ke rumah bersama mama dan juga adik.. Aku pamit pulang ke papa, dengan posisi berbaring, papa tersenyum dengan manisnyaaa, seakan berkata "iya, hati hati di jalan ya anaknya papa, jangan sedih, papa udah sehat kok"..
Baru sampai di rumah, tiba-tiba dapat kabar kalau papa ngedrop. Lemas, ga sanggup kaki ini untuk menopang tubuh. Kami langsung ke rumah sakit..
Segala cara sudah dilakukan, semua alat tetap terpasang walaupun dokter bilang 'kemungkinannya kecil'.
Sampai tiba waktunya, bersamaan dengan azan subuh, papa menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Hancur sudah dunia ku.
Aku bingung harus apa.
Aku hanya bisa menyalakan diri sendiri.
Menyalahkan keadaan, bahkan menyalahkan Tuhan. "Kok Tuhan jahat? Kenapa Tuhan ambil? Tuhan ga sayang sama Yaya?" "Kenapa papa pergi? Kok papa ninggalin Yaya? Yaya masih butuh papa loh".
Belajar untuk tegar.. tetap berdiri dan melangkah, tapi sulit..
Sulit untuk aku bisa menerima kepergiannya π
Semua mimpi, harapan, semua keinginan, dan hal hal yang ingin aku lakukan sama papa, sirna. Semua ga bisa terwujud.
Rapuh serapuh rapuhnya. π
Aku ga bisa seperti mereka yang langsung bangkit dan kembali melangkah menyambut masa depan.
......
Komentar
Posting Komentar