BAB 3
Perkembangan Strategi dan
Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
STRATEGI
PEMBANGUNAN
Strategi pembangunan adalah suatu
cara untuk mencapai Visi dan Misi yang dirumusankan dalam bentuk strategi
sehingga dapat meningkatan kinerja. Kinerja sangat dipengaruhi oleh bagaimana
suatu organisasi (pemerintah) menerima kesuksesan atau mengalami kegagalan
dari suatu misi organisasi pemerintah. Faktor – faktor keberhasilan berfungsi
untuk lebih memfokuskan strategi dalam rangka mencapai tujuan dan misi
organisasi pemerintah secara sinergis dan efisien. Untuk merumuskan
strategi maka dibutuhkan analisis lingkungan strategis.
Macam-Macam Strategi Pembangunan Indonesia
Salah satu konsep penting yang
perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah
mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan
ekonomi yang dapat disampaikan antara lain :
a. Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
F Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat apada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Namun akibatnya sering
terjadi kepincangan sosial yang semakin tajam antara yang di kota dan yang di
desa, antara yang kaya dan yang miskin, dan antar daerah.
F Selanjutnya
bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses
merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali.
F Jika
terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya
pertumbuhan ekonomi.
F Kritik
paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang
terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
b.
Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu. Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang seperti pengangguran massal, kemiskinan struktural dan kepicangan sosial.
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu. Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang seperti pengangguran massal, kemiskinan struktural dan kepicangan sosial.
c.
Strategi
Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
F
Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih
disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak luar/ negara
lainnya.
F
Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh
Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan
namun sayangnya telah mnjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya
usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development). Oleh sebab itu,
pembangunan sebagai upaya masyarakat untuk melepaskan diri dari keterbelakangan
yang disebabkan oleh kondisi ketergantungan itu, haruslah merupakan pembebasan
masyarakat dari rantai yang membelenggu struktur eksploitatif (pola struktur
ekonomi kolonial).
d.
Strategi
yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang
mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat
daerah yang lebih kaya / maju.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi ini menganjurkan agar negara-negara sedang berkembang memperbaiki tata hubungan sosial, politik, dan ekonomi kearah prinsip swadaya, partisipasi rakyat dan keadilan sosial dengan lebih memperhatikan lapisan masyarakat paling bawah yang hidup dibawah garis kemiskinan yang ternyata merupakan bagian terbesar dari masyarakat.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi ini menganjurkan agar negara-negara sedang berkembang memperbaiki tata hubungan sosial, politik, dan ekonomi kearah prinsip swadaya, partisipasi rakyat dan keadilan sosial dengan lebih memperhatikan lapisan masyarakat paling bawah yang hidup dibawah garis kemiskinan yang ternyata merupakan bagian terbesar dari masyarakat.
e. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan pembangunan menjangkau, apalagi memecahkan masalah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Untuk itu tiga sasaran pokok perlu diusahakan bersama yaitu membuka lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan dan pemenuhan kebutuhan pokok.
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan pembangunan menjangkau, apalagi memecahkan masalah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Untuk itu tiga sasaran pokok perlu diusahakan bersama yaitu membuka lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan dan pemenuhan kebutuhan pokok.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Strategi Pembangunan
Pada prinsipnya, pemilihan strategi yang akan digunakan dalam proses
pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang ingin dicapai?’
Jika tujuan yang ingin dicapai adalah menciptakan masyarakat yang
mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dipakai. Jika
tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang
berwawasan ruang-lah yang akan digunakan.
Pada
dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi
adalah tujuan yang hendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi
tersebut adalah :
F
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah
F
Akumulasi kapital yang rendah
F
Tingkat pendapatan pada kapital yang rendah
F
Struktur ekonomi yang berat ke sektor
tradisional yang juga kurang berkembang.
Faktor yang mempengaruhi
diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan bahwa kemiskinan harus
secepat mungkin diatasi. Ketimpangan antar daerah ini disebabkan oleh
kebijaksanaan penanaman modal yang cenderung hanya diarahkan ke lokasi tertentu
dan biasanya bersifat padat modal, selain itu juga disebabkan karena potensi
daerah yang berbeda-beda. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi
diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada pemerataan antar
daerah adalah :
F
Potensi daerah yang berbeda
F
Kebijaksanaan penanaman modal yang berat sebelah
F
Adanya ketimpangan antar daerah.
Strategi
pembangunan ekonomi Indonesia
Seperti yang kita ketahui, salah satu tujuan penting perencanaan
ekonomi di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut,
berarti perlu juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi. Untuk negara Indonesia peningkatan
laju pembentukan modal ini menghadapi berbagai kendala, salah satunya adalah
kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena tingkat
tabungan yang rendah. Tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat pendapatan
rendah. Akibatnya laju investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya
modal dan produktivitas.
Pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih
diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang
mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi
(Hyper Inflasi).
Perencanaan Pembangunan
Adapun definisi perencanaan
pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo, manfaat perencanaan adalah :
a.
Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya
suatu persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b.
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu
perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.
c. Perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang
terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
d.
Dengan
perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas
e.
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat
pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi
f.
Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan
yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif
g.
Dengan perencanaan, perkembangan ekonom yang
mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan
h.
Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas
ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Selain manfaat pembanguunan di
atas, ada beberapa lagi fungsi atau manfaat dari perencanaan pembangunan,
diantaranya adalah :
a. Adanya
pedoman dan pengarahan bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
b. Dapat
dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan,
hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
c. Memberikan
kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
d. Bisa
melakukan skala prioritas pada segi pentingnya tujuan.
e. Sebagai
alat untuk mengukur atau standart mengadakan pengawasan dan evaluasi.
Dari sudut pandang ekonomi, fungsi perencanaan adalah :
a.
Agar penggunaan alokasi penggunaan sumber-sumber
pembangunan yang terbatas bisa lebih efisien dan efektif sehingga daapt
dihindari adanya pemborosan-pemborosan.
b.
Agar perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
menjadi lebih mantap
c.
Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam
menghadapi siklus konjungtur
PERIODE
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan
ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
F
Periode 1945 – 1950
F
Periode 1951 – 1955
F
Periode 1956 – 1960
F
Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
F
Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan
rehabilitasi
F
Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
F
Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
F
Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
F
Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
F
Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Tulisan ini bersumber dari :
Komentar
Posting Komentar