BAB 4
Peta
Perekonomian Indonesia
1.
Keadaan Geografis Indonesia
·
Indonesia
terdiri dari beberapa Pulau
Letak geografis adalah letak suatu
daerah atau wilayah yang berada di permukaan bumi. Berdasarkan letak
geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia,
serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Indonesia memiliki
sekitar 17.504 pulau, sekitar 6.000 di antaranya
tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau
terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%)
populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130
di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak
di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan
tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire).
Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Letak dan banyaknya pulau di Indonesia
akan menjadi kekuatan dan kesempatan. Kekuatan dan kesempatan itu bisa
diperoleh jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur
dan kaya dapat diolah dengan baik dan dengan prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat banyak.
Dengan kemampuan menggali dan
memanfaatkan kekayaan alam yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan
produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar
lokal maupun untuk pasar internasional. Dengan keindahan dan keanekaragaman
budaya, kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan
melalui sektor industri pariwisata.
·
Indonesia terdiri
dari 2 Musim
Karena letak geografisnya pula Indonesia
mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami
dipengaruhi oleh angin musim. Indonesia mempunyai iklim tropic basah yang
dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Sekitar bulan Oktober-April
angin muson bertiup dari Asia ke Australia yang membawa banyak uap air dari
Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar bulan April-Oktober
angin muson bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap air dari
Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau. Iklim yang dimiliki ini
menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa produk
hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan demikian
diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk
memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Pengaruh musim tersebut di atas
menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris. Pertanian di Indonesia maju pesat
dan banyak menghasilkan beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kopi,
gula, tembakau, dan lain-lain yang sangat berguna bagi kemakmuran dan
keberlangsungan penduduk Indonesia, secara ekonomi juga menjadi peluang untuk
berperan serta dalam perdagangan internasional. Letak geografis Indonesia
mempunyai pengaruh terhadap aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya.
·
Indonesia mempunyai sumber pertambangan yang
amat berharga
Ungkapan bahwa Indonesia kaya akan
sumber daya alam tentu tidaklah berlebihan. Besarnya nilai ekspor tambang
nasional menjadi indikasi tingginya potensi ekonomi dari kandungan barang
tambang dan mineral. Prospeknya pun baik seiring masih tingginya kebutuhan
dunia akan komoditas tersebut.
Contoh kasus : Mari kita lihat gambaran ekspor Indonesia
selama enam tahun terakhir. Berdasarkan klasifikasi SITC 3 digit, produk hasil
pertambangan dan perkebunan mendominasi nilai ekspor Indonesia ke dunia.
Pada tahun 2009, nilai ekspor barang hasil tambang
(gambar 1) mencapai 39,2 miliar dollar Amerika Serikat atau meningkat hingga
179 persen dari tahun 2004, yang hanya sebesar 14 miliar dollar AS.
Sementara itu, kontribusinya cenderung bergerak
stagnan, yaitu di kisaran 33 persen dari total ekspor nasional. Apabila kita
lihat lebih mendalam, tiga rangking teratas nilai ekspor pertambangan masih
dipegang oleh komoditas batu bara (SITC kode 321), gas alam (SITC kode 343),
dan minyak mentah (SITC kode 333).
Posisi selanjutnya berasal dari produk mineral,
seperti bijih dan konsentrat tembaga (SITC kode 283) dan bijih nikel (SITC kode
284).
Krisis ekonomi tahun 2008 silam, tidak pelak,
memengaruhi laju pertumbuhan ekspor ketiga komoditas favorit tersebut. Harga
komoditas terjun bebas seiring melambatnya permintaan dan pesimisme akan
prospek ekonomi global.
Ekspor minyak mentah yang mencapai 9,2 miliar dollar
AS pada tahun 2007 turun menjadi hanya 7,8 miliar dollar AS pada tahun 2009
(berkontraksi 15,2 persen).
Sementara ekspor gas alam nilainya turun dari 9,7
miliar dollar AS menjadi 8,7 miliar dollar AS atau melemah 10,3 persen.
Komoditas batu bara masih lebih beruntung karena mampu tumbuh dari 6,7 miliar
dollar AS menjadi 13,8 miliar dollar AS (naik 106 persen).
a.
Minyak bumi
Nilai ekspor
minyak bumi Indonesia memang terus menguat. Namun, kenaikan ini ternyata belum
diimbangi naiknya volume ekspor.
Contoh kasus : Perkembangan volume ekspor minyak mentah
nasional dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2000, Indonesia mampu
mengekspor minyak hingga 225 juta barrel.Namun, pada tahun 2009 volumenya hanya
mencapai 117 juta barrel atau tergerus 48 persen.
Dalam kurun waktu tersebut, negara yang menjadi
tujuan utama ekspornya adalah Australia, Jepang, dan China, dengan persentase
masing-masing sebesar 20 persen, 17,8 persen, dan 16,4 persen dari total ekspor
minyak nasional.
Turunnya volume ekspor minyak bumi ini berkaitan
dengan melemahnya produksi minyak dalam negeri. Volume produksi minyak menurun
dari 517 juta barrel (2000) menjadi 337 juta barrel (2009). Bersamaan dengan
melemahnya volume produksi, cadangan minyak bumi di Indonesia pun terus menipis.
Pada akhir 2008, China tercatat mempunyai cadangan
minyak terbesar di area ini, yaitu mencapai 15,4 miliar barrel atau 1,2 persen
dari cadangan minyak dunia. Sementara itu, cadangan minyak Indonesia
diperkirakan mencapai 3,7 miliar barrel atau 0,3 persen dari total cadangan
dunia. Stok cadangan Indonesia ini terus turun dari 10 tahun silam, yang
mencapai 5,1 miliar barrel. Sementara itu, rasio cadangan minyak terhadap
tingkat produksi tahunan (rasio C/P) menunjukkan bahwa Vietnam memiliki umur
ekonomis minyak yang lebih panjang di antara negara lain, yaitu mencapai 40
tahun.
Indonesia sendiri dengan cadangan yang ada, ditambah
asumsi tingkat produksi minyak konstan di level 357 juta barrel per tahun
(produksi aktual tahun 2008) dan tanpa penemuan cadangan minyak baru, stok
cadangan ini diperkirakan akan terkuras dalam tempo 10 tahun.
Tentunya investasi dan aktivitas eksplorasi untuk
mendapatkan lapangan minyak prospektif mutlak dilakukan.Kondisi tersebut
mengingat masih tingginya ketergantungan banyak negara pada komoditas minyak
sebagai sumber energi utama.
b.
Gas alam dan batu bara
Seiring turunnya
volume produksi dan ekspor minyak mentah serta terdongkraknya harga energi di
pasar global, pamor gas alam dan batu bara mulai terangkat.
Nilai ekspor
kedua komoditas ini bahkan melampaui ekspor minyak bumi sejak tahun 2005.
Volume produksi gas alam cenderung stabil, yaitu dari 2,8 miliar MSCF (2000)
menjadi 3,0 miliar MSCF (2009) atau naik 4,5 persen.
Naiknya produksi
gas alam diikuti kenaikan volume pemanfaatannya sebesar 4 persen. Cadangan gas
alam kita pun relatif besar, yaitu mencapai 3,2 triliun meter kubik (2008) atau
1,7 persen dari cadangan gas alam di dunia. Rasio C/P gas alam bahkan
menunjukkan cadangan ini mampu bertahan hingga 45 tahun.
Di sisi lain,
volume batu bara yang kita produksi pun makin meroket, yaitu dari 112 juta ton
(2003) menjadi 208 juta ton (2009) atau naik hingga 84 persen. Volume ekspornya
pun tumbuh lebih kencang hingga 92 persen.
Permintaan
ekspor kedua komoditas ini umumnya datang dari negara-negara Asia.Pada tahun
2009, Jepang dan Korea tercatat menjadi pengimpor utama gas alam Indonesia,
dengan porsi masing-masing mencapai 53 persen dan 16 persen dari total ekspor
gas alam nasional.
Pada periode
yang sama, Jepang, China, India, dan Korea mendominasi pembelian batu bara
Indonesia dengan nilai lebih dari 8 miliar dollar AS.
Dari keempat
negara tersebut, pertumbuhan permintaan batu bara dari China tergolong pesat.
Ekspansi ekonomi yang kencang memang membuat China haus akan sumber daya
energi.
Pada tahun 2007,
misalnya, China mengimpor batu bara Indonesia dengan nilai 452 juta dollar AS
atau tumbuh 132 persen. Memasuki tahun 2009, permintaan batu bara bahkan lebih
besar, yaitu mencapai 2 miliar dollar AS atau naik 186 persen.
Pada tahun 2009,
realisasi investasi domestik di bidang pertambangan mencapai Rp 1,79 triliun,
meningkat lebih dari 245 persen dari tahun sebelumnya. Sementara realisasi
investasi luar negeri naik 67,8 persen menjadi 304,5 juta dollar AS.
c.
Tambang emas
Indonesia
memiliki banyak tambang emas yang tersebar mulai dari Pulau Sumatra, Pulau
Jawa, Pulau Kalimantan, dan Papua. Cadangan emas di Indonesia cukup besar. Ini
dapat dilihat dari jumlah tersebarnya daerah tambang-tambang emas di Indonesia.
Salah satu daerah tambang emas dengan jumlah kandungan emas yang sangat besar
terletak di daerah Pegunungan Jayawijaya yang terletak di Provinsi Papua Barat.
Derah ini hanya memiliki satu tempat tambang emas, yaitu tambang emas Grasberg. Tambang
Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan
tambang tembaga ketiga
terbesar di dunia. Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat
latitude -4,053 dan longitude 137,116, dan dimiliki oleh Freeport yang
berbasis di AS dengan pembagian hasil tambang mencapai 67.3%, Rio Tinto
Group mendapatkan 13%, Pemerintah Indonesia mendapatkan
9.3% dan PT Indocopper Investama Corporation mendapatkan 9%. Operator tambang
ini adalah PT Freeport Indonesia, yaitu anak perusahaan dari Freeport McMoran
Copper and Gold.Biaya membangun tambang di atas gunung sebesar 3 milyar dolar AS.Pada
2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas.Pada 2006
produksinya adalah 610.800 ton tembaga; 58.474.392 gram emas; dan 174.458.971
gram perak.
d.
Tambang Tembaga
Geologis Belanda Jean-Jacquez Dozy mengunjungi
Indonesia pada 1936 untuk
menskala glasier Pegunungan Jayawijaya di provinsi Irian Jaya di
Papua Barat. Dia membuat catatan di atas batu hitam yang aneh dengan warna
kehijauan.Pada 1939,
dia mengisi catatan tentang Ertsberg (bahasa
Belanda untuk "gunung ore"). Namun, peristiwa Perang Dunia
II menyebabkan laporan tersebut tidak diperhatikan. Dua puluh
tahun kemudian, geologis Forbes Wilson, bekerja
untuk perusahaan pertambangan Freeport, membaca laporan tersebut. Dia dalam
tuga mencari cadangan nikel, tetapi kemudian melupakan hal tersebut setelah dia
membaca laporan tersebut.Dia berhenti merokok dan melatih badannya untuk
menyiapkan perjalanan untuk memeriksa Ertsberg.Ekspedisi yang dipimpin oleh
Forbes Wilson dan Del Flint, menemukan
deposit tembaga yang besar di Ertsberg pada 1960.
Penghasilan
tembaga Grasberg meningkat dari 515.400 ton pada 2004 menjadi 793.000
ton pada 2005.
Produksi emas meningkat dari 1,58 juta ons menjadi 3,55 juta ons.
e.
Pertambangan Timah
Aktivitas
penambangan timah di Indonesia telah berlangsung lebih dari 200 tahun, dengan
jumlah cadangan yang cukup besar. Cadangan timah ini, tersebar dalam bentangan
wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer, yang disebut The Indonesian Tin Belt.
Bentangan ini merupakan bagian dari The Southeast Asia Tin Belt, membujur
sejauh kurang lebih 3.000 km dari daratan Asia ke arah Thailand, Semenanjung
Malaysia hingga Indonesia.
Di Indonesia
sendiri, wilayah cadangan timah mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan
sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang) di utara terus ke arah selatan yaitu
Pulau Bangka, Belitung, dan Karimata hingga ke daerah sebelah barat Kalimantan.
Penambangan di Bangka, misalnya, telah dimulai pada tahun 1711, di Singkep pada
tahun 1812, dan di Belitung sejak 1852.
Namun, aktivitas
penambangan timah lebih banyak dilakukan di Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep
(PT Timah, 2006). Kegiatan penambangan timah di pulau-pulau ini telah
berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang. Dari sejumlah pulau
penghasil timah itu, Pulau Bangka merupakan pulau penghasil timah terbesar di
Indonesia.
Pulau Bangka
yang luasnya mencapai 1.294.050 ha, seluas 27,56 persen daratan pulaunya
merupakan area Kuasa Penambangan (KP) timah. Area penambangan terbesar di pulau
ini dikuasai oleh PT Tambang Timah, yang merupakan anak perusahaan PT Timah
Tbk. Mereka menguasai area KP seluas 321.577 ha.
2.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk yang
memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan
dan sumber daya alam. Contohnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara,
mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati
sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan
sumber daya alam seperti jasa, transportasi, dan pariwisata. Selanjutnya kita
akan mempelajari beberapa pola kegiatan ekonomi penduduk di Indonesia yang
berkaitan dengan pemanfaatan lahan.
Berikut ini adalah beberapa mata
pencaharian di Indonesia.
·
Pertanian
Pertanian merupakan usaha pengolahan
tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan. Masyarakat agraris mengandalkan
sektor pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Berdasarkan bentuknya,
pertanian dapat dibedakan sebagai berikut.
a.
Persawahan
Persawahan merupakan pertanian tetap
(tidak berpindah) yang menggunakan lahan basah yang diairi secara
teratur.Tanaman yang biasanya ditanam pada persawahan adalah padi. Berdasarkan
cara pengairannya, persawahan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut.
-
Persawahan irigasi
yakni persawahan yang menggu-nakan sistem pengairan tetap dan teratur dengan
membangun saluran pengairan yang mengambil sumber air dari sungai atau danau
atau dikenal dengan istilah irigasi.
-
Persawahan lebak
yaitu persawahan yang berada di kanan kiri sungai-sungai yang besar. Sistem
pengairannya mengandalkan air sungai yang ada.
-
Persawahan tadah hujan
yakni persawahan yang sistem pengairannya mengandalkan air hujan atau
tergantung pada curah hujan. Pada musim kemarau, biasanya lahan ditanami
tanaman-tanaman palawija.
-
Persawahan pasang-surut, yakni
persawahan yang sistem pengairannya memanfaatkan air muara atau rawa yang
pasang. Oleh karena itu, persawahan ini biasanya ditemukan di kawasan pantai
atau sungai besar yang landai dan memiliki lahan pasang surut.
b.
Tegalan
Selain persawahan, usaha pengolahan
tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan lahan kering yang disebut dengan tegalan.Tegalan berlokasi pada
lahan yang tetap, tidak berpindah-pindah. Tanaman-tanaman yang ditanam pada
tegalan biasanya lebih beragam dibandingkan lading.
c.
Perladangan
Selain dilakukan secara menetap,
pertanian juga bisa dilakukan secara berpindah-pindah yang disebut dengan
perladangan. Perladangan merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan
tanaman pangan dengan cara berpindah-pindah (nomaden) untuk mencari lahan-lahan
kosong yang bertanah subur. Lahan yang digunakan dalam perladangan biasanya
merupakan lahan kering.Selain berpindah-pindah, pertanian ladang juga belum
mengenal sistem irigasi, pengolahan tanah, dan pemupukan. Perladangan biasanya
dilakukan penduduk dengan cara membabat pepohonan pada lahan yang ada di hutan
dan kemudian ditanami dengan tanaman-tanaman tertentu. Tanaman yang biasa ditanam
di ladang antara lain tanamantanaman palawija, padi huma, umbi-umbian, dan
lainnya.
Perladangan kurang baik bagi
kelestarian hutan, bila berlangsung secara terus-menerus dapat membuat hutan
menjadi gundul sehingga tanah mudah terkena erosi.Sistem pertanian ladang atau
petani nomaden banyak dijumpai di daerah-daerah yang masih mempunyai kawasan
hutan yang luas seperti Kalimantan, Sumatra, dan Papua.
·
Perkebunan
Pernahkah kamu
mengunjungi atau melihat perkebunan the atau kelapa sawit? Bagaimana luas
perkebunan itu menurutmu?Tanaman yang ditanam pada perkebunan tidak terbatas
pada tanaman pangan utama, namun juga berbagai jenis tanaman pangan tambahan
semacam buah-buahan dan sayur-sayuran.Beberapa jenis tanaman yang diperlukan
dalam industri juga biasanya ditanam di perkebunan, misalnya kapas, kelapa
sawit, tembakau, dan sebagainya.
Perkebunan dapat
dijalankan pada lahan yang sempit seperti pekarangan rumah maupun luas yang
memerlukan modal besar.
·
Peternakan
Usaha
pembudidayaan hewan-hewan darat yang diperlukan oleh manusia, baik untuk
dikonsumsi, maupun untuk tujuan lainnya dinamakan peternakan.
·
Perikanan
Negara kita kaya
akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas dan garis pantai yang
panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang melimpah.Semua potensi
tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor perikanan.
·
Kehutanan
Lebih dari 50%
kawasan darat di Indonesia adalah hutan.Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam
jenis pohon.Di kawasan hutan, biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang
menggantungkan kehidupannya pada hasil-hasil hutan.Sebagai negara yang berada
di lintang khatulistiwa, Indonesia memiliki banyak hutan karena curah hujan
yang tinggi.
·
Pertambangan
Pertambangan
dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan mengolah sumber daya alam
yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi sebagian kebutuhan manusia.Kegiatan
pertambangan tidak terbatas pada upaya penggalian dan pengambilan saja, namun
juga meliputi upaya-upaya pengolahan sumber daya tersebut untuk dijadikan
barang setengah jadi sebagai bahan dasar industri.
·
Perindustrian
Perindustrian
merupakan usaha manusia untuk mengubah bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi.Bidang perindustrian merupakan bidang pencaharian yang
terus meningkat.Pemerintah Indonesia berupaya untuk terus mendorong bidang
perindustrian agar lebih maju, sehingga dapat menampung banyak tenaga kerja.
·
Pariwisata
Pariwisata dapat
diartikan sebagai perjalanan dengan tujuan rekreasi. Mata pencaharian di sektor
pariwisata beragam jenisnya, antara lain berupa penjualan jasa sebagai pemandu
(guide), penyedia penginapan (akomodasi), hingga agen perjalanan. Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak kawasan dan potensi pariwisata.Keindahan
alam Indonesia sangat terkenal hingga ke berbagai negara.Namun, masih sedikit
penduduk Indonesia yang bekerja di bidang pariwisata.
·
Transportasi dan
Jasa
Jasa merupakan
usaha manusia untuk membantu manusia lainnya dalam mencapai atau melaksanakan
sesuatu.Sementara itu, transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang atau
manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya.Pencaharian penduduk dalam bidang
ini pun sangat beragam.Bidang jasa dan transportasi terutama menjadi pilihan
pencaharian masyarakat perkotaan. Beberapa contohnya antara lain adalah
pekerjaan sebagai penerjemah, penyewaan barang, pengemudi, pilot, masinis, dan
sebagainya.
·
Perdagangan
Perdagangan
dilakukan untuk menyalurkan dan memasarkan barang jadi dari produsen pada
konsumen. Perdagangan diperlukan karena adanya perbedaan jumlah barang atau
komoditi tertentu antara suatu kawasan dengan kawasan lain. Berdasarkan besaran
dan jenis barang, perdagangan dapat dikelompokkan menjadi perdagangan kecil,
perdagangan menengah, dan perdagangan besar.Perdagangan kecil, kegiatannya
berupa penyaluran barang langsung kepada pembeli (eceran).Perdagangan menengah
kegiatannya berupa penyaluran barang dari pedagang besar pada pedagang kecil
sehingga tidak melibatkan konsumen.Perdagangan besar kegiatan melibatkan
produsen barang atau pemilik barang dalam jumlah besar dengan para pedagang
menengah.
Contoh : Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah
bertani dan menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan. Selain itu
Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara
rutin melaksanakan seba yang masih rutin diadakan setahun sekali dengan
mengantarkan hasil bumi kepada penguasa setempat yaitu Gubernur Banten
3.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau
biasa disingkat menjadi SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang
adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis
sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang
membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi,
para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM
dipelajari dalam manajemen sumber
daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara
ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi
dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku
adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai
sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau
organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human
Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar
sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan,
dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya
sebagai liability (beban, cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi
institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Sebagai salah satu negara yang masih
berkembang, Indonesia memang menghadapi masalah sumber daya manusia, di
antaranya :
-
Pertumbuhan penduduk
yang masih tinggi
-
Penyebaran yang
kurang merata
-
Kurang seimbangnya
struktur dan komposisi umur penduduk, yang di tandai dengan besarnya jumlah
penduduk yang berusia muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah.
Pertumbuhan penduduk yang akan menimbulkan banyak masalah bagi negara, jika
tidak di ikuti dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya.
Tidak seimbangnya beban penduduk antara daerah
itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Dampak lainnya
adalah mengumpulnya tenaga kerja di Pulau Jawa sehingga persaingan tenaga kerja
(Penawaran) menjadi sangat tinggi. Rendahnya tingkat upah akan berakibat
timbulnya kesengsaraan dan pengangguran dan tentu saja masalah kriminalitas
akan semakin menggejala. Maka secara tidak langsung kondisi ini akan
menyebabkan turunnya pertumbuhan industri dan secara otomatis akan menghambat
pertumbuhan ekonomi secara nasional. Tindakan yang dapat dan telah dilakukan
pemerintah adalah :
·
Penyelenggaraan
program transmigrasi, sehingga akan terjadi pemerataan sumber daya ke
daerah-daerah yang masih membutuhkan. Dengan program ini diharapkan para
peserta transmigran dapat meninggalkan ketidakproduktifan mereka, justru mereka
mempunyai kesempatan memperbaiki ekonomi mereka dengan mengembangkan daerah
baru yang mereka tempati.
·
Memperbaiki dan menciptakan
lapangan-lapangan kerja baru di daerah-daerah tertinggi sehingga penduduk
sekitar tidak perlu ke kota atau ke Pulau Jawa untuk bisa bekerja. Dengan
demikian arus urbanisasi dari desa ke kota, dari luar ke pulau Jawa dapat di
kurangi.
Komposisi pendudukan yang tidak seimbang dapat
menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar. Dengan
demikian perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk membekali dan mempersiapkan
tenaga-tenaga kerja muda di Indonesia dengan pendidikan formal maupun informal,
dengan ketrampilan dan pengetahuan yang sifatnya mendesak. Langkah-langkah yang
akan dan telah di tempuh pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah :
·
Meninjau kembali sitem
pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum (general), untuk dapat lebih
disesuaikan dengan disiplin ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan
pembangunan.
·
Menciptakan sarana dan
prasarananya pendidikan yang lebih mendukung langkah pertama.
Adapun sasaran
kebijaksanaan tenaga kerja di Indonesia meliputi hal-hal berikut :
·
Memperluas lapangan
kerja untuk dapat menyerap pertambahan angkatan kerja baru dan mengurangi
tingkat pengangguran.
·
Membina angkatan kerja
baru yang memasuki pasar melalui latihan ketrampilan untuk berusaha sendiri
maupun untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia.
·
Membina dan melindungi
para pekerja melalui mekanisme hubungan kerja yang di jiwai oleh Pancasila dan
UUD 1945 (Hubungan Industrial Pancasila), memperbaiki kondisi-kondisi dan
lingkungan kerja agar sehat dan aman serta meningkatkan kesejahteraan pekerja.
·
Meningkatkan peranan
pasar kerja, agar penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja dapat
menunjang kegiatan pembangunan.
·
Memperlambat lajunya
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan mutu tenaga kerja melalui usaha pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian dari perencanaan tenaga
kerja terpadu.
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem
Pendidikan Nasional, kita sering mendengar dan membicarakannya, atau bahkan
mengkritiknya. Tapi apa sebenarnya dan bagaimana keadaannya belum tentu setiap
orang memahami dengan benar. Artikel kafeilmu.com ini dimaksudkan untuk sedikit
memberikan pemahaman dasar tentang sistem kependidikan nasional kita, dasarnya
apa, strata, tingkat, dan jalurnya seperti apa, ruang lingkup serta tujuannya
bagaimana.
Secara definitif, fungsi dan
tujuan pendidikan nasional Republik Indonesia adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jalur Pendidikan Nasional
Jalur
pendidikan nasional adalah meliputi, dasar, menengah, tinggi, dan nonformal.
Tingkat
Pendidikan Dasar merupakan program pendidikan nasional di Indonesia yang
melandasi jenjang menengah.Dalam menunjang terselenggaranya kependidikan dasar,
pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi
setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya.Dalam hal ini pemerintah juga mempunyai tanggungjawab
dalam hal pengelolaan, pembangunan, pengadaan, dan pembinaan.Pemerintah melalui
kementerian (kemdiknas), dapat juga menjadi partner akademik yang baik dengan
memberikan penghargaan, beasiswa prestasi, dll.
Bentuk
dan jenjang kependidikan sekolah terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar (SD)
atau Madrasah Ibtida’iyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs), serta bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan
Menengah adalah tingkat lanjutan dari pendidikan nasional dasar, yang terdiri
atas menengah umum dan kejuruan, artinya, lulusan sekolah / tingkat dasar (SD
dan SMP) akan dilanjutkan dengan tingkat menengah. Adapun bentuknya,
sebagaimana yang telah umum disekeliling kita, yakni;
a.
Sekolah Menengah Atas (SMA),
b.
Madrasah Aliyah (MA),
c.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
d.
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan
Tinggi, sebagaimana namanya, adalah tingkat keilmuan lanjut dari tingkat
menengah. Mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.Bentuknya bisa bermacam-macam,
diantaranya adalah; akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, universitas.Sebagai
jenjang tinggi, PT berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.Pendidikan tinggi juga dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi, dan/atau vokasi.Selain program pendidikan nasional
diatas, ada jenjang yang tidak termasuk dalam urutan jenjang formal, yakni
nonformal atau pendidikan luar sekolah.
4.
Investasi
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi
yang akan datang (barang produksi).
Contohnya membangun rel
kereta api atau pabrik. Investasi adalah
suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada
aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin)
dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi
pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu
pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana
tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat investasi :
·
Sebagai sebuah
keputusan yng rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua faktor utama,
yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.
·
Tingkat Pengembalian
yang diharapkan (Expected Rate of Return).
·
Kemampuan perusahaan
menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal perusahaan.
Dalam kondisi tertentu masih sulit
untuk mengharapkan dana investasi dari masyarakat. Untuk itulah pemerintah
memerlukan dana yang besar dari selisih penerimaan dan pengeluaran atau biaya
rutin pemerintah. Namun sayangnya pemerintah tidak dapat terus-menerus
mengandalkan tabungan pemerintah tersebut. Perlu dilakukan upaya-upaya tambahan
guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan. Upaya-upaya
tersebut adalah:
·
Lebih mengembangkan ekspor komoditi
non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah
dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahakan
peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang
akan diekspor tersebut.
·
Mengusahakan adanya pinjaman luar
negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan
investasi yang menganut prinsip prioritas.
·
Menciptakan iklim investasi yang
menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA
yang masuk ke Indonesia.
·
Lebih menggiatkan dan menyempurnakan
sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi
lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha
besar dalam rangka peningkatan produktifitas
Contoh kasus investasi : Pemerintah
menyarankan masyarakat untuk waspada dengan segala bentuk bisnis investasi emas
yang menawarkan imbal hasil terlalu tinggi. Apalagi beberapa kasus seperti
investasi emas Raihan Jewellery di Surabaya dan Golden Trader Indonesia Syariah
(GTIS) di Jakarta terbukti telah merugikan investor.
Sumber artikel
:
Komentar
Posting Komentar