Langsung ke konten utama

Tugas 1 - Tata Kalimat

Nama Kelompok:
Anita Rosita         (20212938)
Intan Sri Malawati   (23212756)
Lidiana Tri Cahyani  (24212194)
Wenny Eka Putri      (27212673)

Kelas ; 3EB22

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Tata Kalimat”. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas Bahasa Indonesia pada Fakultas Ekonomi di Universitas Gunadarma. Makalah ini membahas tentang kalimat seperti fungsi unsur-unsur kalimat, jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang ilmu Bahasa Indonesia.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

                                                                                                Bekasi,  Januari 2015


                                                                                                            Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… 1
Daftar Isi …………………………………………………….……………………… 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 3
1.3 Tujuan …...………………………………………………………….….. 4
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kalimat …………………………………………….………. 5
2.2 Unsur-unsur kalimat …………………………………………….……... 5
2.3 Jenis-jenis kalimat ……………………………………………..……… 14
2.4 Kalimat Efektif …………………………………………………..……. 20
2.5 Pola Kalimat ………………………………………………………...… 21
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………...………………….……… 24
3.2 Saran ……………………………………………………….…...…….. 24
Daftar Pustaka …………………………………………………….…………….... 25



 BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada seseorang. Di dalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapannya. Penting untuk kita mempelajari seluk beluk mengenai kalimat secara rinci. Hal yang membuat kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting yaitu karena melalui kalimat, seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya.

1.2             Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini :
- Apa yang dimaksud dengan “Kalimat” ?
- Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat ?
- Apa saja jenis-jenis kalimat ?


1.3 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar. Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui apa pengertian kalimat, apa saja unur-unsur dalam kalimat, dan jenis-jenis kalimat.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kalimat Kita sering mendengar istilah kalimat dan pasti kita pernah menggunakannya. Pengertian kalimat bermacam-macam. Para ahli bahasa pun memiliki beragam definisi, diantaranya :
a) Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer (1994:240), “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.
b) Menurut Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”. Dalam bahasa Indonesia, kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Dalam tulisan latin kalimat adalah sekumpulan kata yang diawali huruf capital dan diakhiri intonasi final tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda pisah(-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran secara utuh. Kalimat merupakan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

2.2 Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan). Berikut beberapa unsur kalimat :
2.2.1 Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut :
·         Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
·         Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu. Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
·         Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o   Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
o   Harga buku itu sepuluh ribu rupiah
·         Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
·         Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
·         Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
2.2.2 Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek. Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
·        Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
            Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o   Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjectival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan)
·       Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.                    Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungilhari seninbuku dua buahbulan pertama, dll.
2.                    Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajibansandang pangansayur mayurlahir bathin, dll.
3.                    Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat

·         Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
1.             Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.
2.             Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
3.             Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju. b). jorong,tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.

·         Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti :agakdapatharuslebihpaling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1.             Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekaliindah nianhebat benar, dll.
2.             Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekaraman tentrammakmur dan sejahtera, dll3.
3.             Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan.Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dantempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.

Frasa berdasarkan fungsi unsur pembentuknya
Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa macam, yaitu :
·         Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh frasa : kuda hitam(DM), dua orang (MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
1.      Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
2.      Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Farah si penari ular sangat cantik., kata Farah posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M).
3.      Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibuwarta berita, dll.
·         Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandungkepada temandi kelurahan, dll.

Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung/dimiliki unsur-unsur pembentuknya[
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa, yaitu :
1.      Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ayah.
2.      Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.

o   Kata Adalah atau Ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
·         Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.

2.2.3 Objek (O)
          Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter- ) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut :
o   Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
o   Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Contoh : Keju itu dimakan tikus.
o   Tidak Didahului Preposisi Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi. Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
o   Didahului Kata Bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

2.2.4 Pelengkap (Pel)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o   Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Menempati posisi di belakang predikat.
o   Tidak didahului preposisi.
                        Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,  Mereka membelikan ayahnya sepeda baru. Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
o   Tidak Didahului Preposisi Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh :
§  Sherina bermain piano.
§  Dia mengirimi saya buku baru. Jbukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
o   Di Belakang Predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
                        Contohnya terdapat pada kalimat berikut : Mereka memperhatikan materi dengan seksama.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o   Keterangan Waktu
                        Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan waktu yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu.
Contoh : Kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan.
                        Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
Contoh : Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
2.2.5 Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
·        Bukan Unsur Utama
            Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
·        Tidak Terikat Posisi Di dalam kalimat,
            Keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
·        Keterangan Tempat
            Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
·        Keterangan Cara
            Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
·         Keterangan Alat
            Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda).
·         Keterangan Sebab
            Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
·         Keterangan Tujuan
            Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
·         Keterangan Aposisi
            Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
2.3 Jenis-jenis Kalimat
Jenis kalimat dapat ditinjau berdasarkan :
a.       jumlah klausanya,
b.      Kelengkapan unsurnya,
c.       susunan subjek dan predikatnya,
d.      peran subjeknya,
e.       kategori predikatnya,
f.       bentuk sintaktisnya,
g.      struktur dasarnya.
Berikut uraian jenis-jenis kalimat :
1.      Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Misalnya :
a.       Dia akan pergi
b.      Kamu mahasiswa Unnes
1.1  Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba/frasa verbal. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas bukan verba/bukan frasa verbal.
1.1.1        Kalimat Taktransitif dan Kalimat Transitif Kalimat taktransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba taktransitif, yaitu verba yang tidak berobjek. Contoh: (a) Bu Camat sedang berbelanja (b) Pak Halim belum datang Kalimat transitif adalah kalimat yang berpredikat verba transitif, yaitu verba yang berobjek. Kalimat transitif dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1.1.1.1  Kalimat Ekatransitif
Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berpredikat terdiri atas verba ekatransitif, yaitu verba yang diikuti satu nomina yang berfungsi sebagai objek. Contoh: (a) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran (b) Dia memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat
1.1.1.2  Kalimat Dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba dwitransitif, yaitu verba yang diikuti oleh dua nomina, yang masing-masing berfungsi sebagai objek dan pelengkap. Contoh: (a) Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaaan
1.1.2        Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku.
Contoh :
a)      Saya membeli laptop 3 tahun yang lalu.
b)      Nani mengirim baju untuk ayah.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai sasaran.
Contoh :
a)      Laptop dibeli saya 3 tahun yang lalu.
b)      Baju dikirim Nani untuk ayah.
1.2  Kalimat Lengkap dan Kalimat Tak Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur subjek dan predikatnya ada. Contoh :
a)      Bahasa Indonesia mengenal kata dan kalimat.
b)      Andi makan sayur.
Kalimat tak lengkap adalah kalimat yang subjek atau predikatnya tidak ada.
Contoh :
a)      Maju terus, pantang mundur.
b)      Besar pasak daripada tiang.
1.3  Kalimat Biasa dan Kalimat Inversi
Kalimat biasa adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikat berurutan biasa, yaitu subjeknya mendahului predikat.
Contoh :
a)      Tom tidur di sofa semalam.
b)      Suti mengerjakan tugas di rumah.
Kalimat inversi adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikatnya berurutan terbalik, yaitu predikatnya mendahului subjek.
Contoh :
a)      Ada makanan di dapur.
b)      Ada mobil di depan rumah.
1.4  Kalimat Berita, Kalimat Perintah, Kalimat Tanya, dan Kalimat Seru Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita.
Contoh :
a)      Setelah mengerjakan tugas saya tidur.
b)      Hengky sedang bermain dengan anak-anaknya.
Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya bermaksud memberikan perintah.
Contoh :
a)      Cepat !
b)      Datang sini, Tini!
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya bermaksud menanyakan sesuatu.
Contoh :
a)      Apakah dosen sudah mulai mengajar ?
b)      Siapa dosen kamu ?
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang atau sedih.
Contoh :
a)      Betapa cantiknya dia.
b)      Alangkah indahnya pelangi itu.
2.      Kalimat Majemuk
A.    Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya. Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan menggunakan kata hubung.
Terdiri dari:
1)      Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya.
Contoh: Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi ke sekolah
2)      Kalimat majemuk setara berlawanan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang isinya menyatakan situasi yang berlawanan.
Contoh: Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.
3)      Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain
Contoh : Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin
B.     Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
Jenis-jenisnya:
1)      Kalimat majemuk hubungan waktu
Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang
2)      Kalimat majemuk hubungan syarat Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan
Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan laptop baru.
3)      Kalimat majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat belajar
4)      Kalimat majemuk konsensip Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum.
5)      Kalimat majemuk hubungan penyebaban Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak mencintaiku
6)      Kalimat majemuk hubungan perbandingan Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku belajar.
7)      Kalimat majemuk hubungan akibat Ditadai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan kontes itu.
8)      Kalimat majemuk hubungan cara Ditandai dengan : Dengan
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya.
9)      Kalimat majemuk hubungan sangkalan Ditandai dengan: seolah-olah, seakan-akan
Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi apapun.
10)  Kalimat majemuk hubungan kenyataan Ditandai dengan: padahal, sedangkan
Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit.
11)  Kalimat majemuk hubungan hasil Ditandai dengan : makannya
Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek
12)  Kalimat majemuk hubungan penjelasan Ditandai dengan : bahwa
Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa yang pandai
13)  Majemuk hubungan atributif Ditandai dengan : yang Contoh : anak yang sedang berlari itu teman saya
C.      Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang merupakan hubungan antara majemuk setara dan majemuk bertingkat.
Contoh : Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah menidurkan adikku.


2.4 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.      Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1.      Kesepadanan Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh: Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif) Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.       Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

2.5  Pola Kalimat

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

2.5.1 Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
·         Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
·         Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
·         Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
·         Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)

2.5.2 Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek.subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·         Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O

2.5.3 Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
·         Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.

2.5.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·         Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.

 

2.5.5 Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

 

2.5.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K

2.5.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

2.5.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K


















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada adanya intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih besar, kalimat ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan makna.
3.2 Saran
Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.






                       

DAFTAR PUSTAKA

http://henker17.blogspot.com/2012/09/makalah-bahasa-indonesia-kalimat.html http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-kalimat.html http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/210981-macam-macam-kalimat- majemuk-dan-contohnya.html http://zabidin1993.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif.html http://kalimatefektif2013.blogspot.com/


 Nama Kelompok:
Anita Rosita         (20212938)
Intan Sri Malawati   (23212756)
Lidiana Tri Cahyani  (24212194)
Wenny Eka Putri      (27212673)

Kelas ; 3EB22

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Tata Kalimat”. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas Bahasa Indonesia pada Fakultas Ekonomi di Universitas Gunadarma. Makalah ini membahas tentang kalimat seperti fungsi unsur-unsur kalimat, jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang ilmu Bahasa Indonesia.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

                                                                                                Bekasi,  Januari 2015


                                                                                                            Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… 1
Daftar Isi …………………………………………………….……………………… 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 3
1.3 Tujuan …...………………………………………………………….….. 4
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kalimat …………………………………………….………. 5
2.2 Unsur-unsur kalimat …………………………………………….……... 5
2.3 Jenis-jenis kalimat ……………………………………………..……… 14
2.4 Kalimat Efektif …………………………………………………..……. 20
2.5 Pola Kalimat ………………………………………………………...… 21
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………...………………….……… 24
3.2 Saran ……………………………………………………….…...…….. 24
Daftar Pustaka …………………………………………………….…………….... 25



 BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada seseorang. Di dalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapannya. Penting untuk kita mempelajari seluk beluk mengenai kalimat secara rinci. Hal yang membuat kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting yaitu karena melalui kalimat, seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya.

1.2             Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini :
- Apa yang dimaksud dengan “Kalimat” ?
- Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat ?
- Apa saja jenis-jenis kalimat ?


1.3 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar. Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui apa pengertian kalimat, apa saja unur-unsur dalam kalimat, dan jenis-jenis kalimat.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kalimat Kita sering mendengar istilah kalimat dan pasti kita pernah menggunakannya. Pengertian kalimat bermacam-macam. Para ahli bahasa pun memiliki beragam definisi, diantaranya :
a) Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer (1994:240), “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.
b) Menurut Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”. Dalam bahasa Indonesia, kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Dalam tulisan latin kalimat adalah sekumpulan kata yang diawali huruf capital dan diakhiri intonasi final tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda pisah(-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran secara utuh. Kalimat merupakan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

2.2 Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan). Berikut beberapa unsur kalimat :
2.2.1 Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut :
·         Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
·         Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu. Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
·         Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o   Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
o   Harga buku itu sepuluh ribu rupiah
·         Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
·         Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
·         Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
2.2.2 Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek. Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
·        Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
            Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o   Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjectival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan)
·       Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.                    Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungilhari seninbuku dua buahbulan pertama, dll.
2.                    Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajibansandang pangansayur mayurlahir bathin, dll.
3.                    Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat

·         Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
1.             Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.
2.             Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
3.             Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju. b). jorong,tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.

·         Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti :agakdapatharuslebihpaling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1.             Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekaliindah nianhebat benar, dll.
2.             Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekaraman tentrammakmur dan sejahtera, dll3.
3.             Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan.Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dantempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.

Frasa berdasarkan fungsi unsur pembentuknya
Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa macam, yaitu :
·         Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh frasa : kuda hitam(DM), dua orang (MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
1.      Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
2.      Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Farah si penari ular sangat cantik., kata Farah posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M).
3.      Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibuwarta berita, dll.
·         Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandungkepada temandi kelurahan, dll.

Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung/dimiliki unsur-unsur pembentuknya[
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa, yaitu :
1.      Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ayah.
2.      Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.

o   Kata Adalah atau Ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
·         Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.

2.2.3 Objek (O)
          Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter- ) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut :
o   Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
o   Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Contoh : Keju itu dimakan tikus.
o   Tidak Didahului Preposisi Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi. Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
o   Didahului Kata Bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

2.2.4 Pelengkap (Pel)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o   Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Menempati posisi di belakang predikat.
o   Tidak didahului preposisi.
                        Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,  Mereka membelikan ayahnya sepeda baru. Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
o   Tidak Didahului Preposisi Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh :
§  Sherina bermain piano.
§  Dia mengirimi saya buku baru. Jbukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
o   Di Belakang Predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
                        Contohnya terdapat pada kalimat berikut : Mereka memperhatikan materi dengan seksama.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o   Keterangan Waktu
                        Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan waktu yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu.
Contoh : Kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan.
                        Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
Contoh : Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
2.2.5 Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
·        Bukan Unsur Utama
            Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
·        Tidak Terikat Posisi Di dalam kalimat,
            Keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
·        Keterangan Tempat
            Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
·        Keterangan Cara
            Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
·         Keterangan Alat
            Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda).
·         Keterangan Sebab
            Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
·         Keterangan Tujuan
            Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
·         Keterangan Aposisi
            Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
2.3 Jenis-jenis Kalimat
Jenis kalimat dapat ditinjau berdasarkan :
a.       jumlah klausanya,
b.      Kelengkapan unsurnya,
c.       susunan subjek dan predikatnya,
d.      peran subjeknya,
e.       kategori predikatnya,
f.       bentuk sintaktisnya,
g.      struktur dasarnya.
Berikut uraian jenis-jenis kalimat :
1.      Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Misalnya :
a.       Dia akan pergi
b.      Kamu mahasiswa Unnes
1.1  Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba/frasa verbal. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas bukan verba/bukan frasa verbal.
1.1.1        Kalimat Taktransitif dan Kalimat Transitif Kalimat taktransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba taktransitif, yaitu verba yang tidak berobjek. Contoh: (a) Bu Camat sedang berbelanja (b) Pak Halim belum datang Kalimat transitif adalah kalimat yang berpredikat verba transitif, yaitu verba yang berobjek. Kalimat transitif dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1.1.1.1  Kalimat Ekatransitif
Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berpredikat terdiri atas verba ekatransitif, yaitu verba yang diikuti satu nomina yang berfungsi sebagai objek. Contoh: (a) Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran (b) Dia memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat
1.1.1.2  Kalimat Dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba dwitransitif, yaitu verba yang diikuti oleh dua nomina, yang masing-masing berfungsi sebagai objek dan pelengkap. Contoh: (a) Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaaan
1.1.2        Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku.
Contoh :
a)      Saya membeli laptop 3 tahun yang lalu.
b)      Nani mengirim baju untuk ayah.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai sasaran.
Contoh :
a)      Laptop dibeli saya 3 tahun yang lalu.
b)      Baju dikirim Nani untuk ayah.
1.2  Kalimat Lengkap dan Kalimat Tak Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur subjek dan predikatnya ada. Contoh :
a)      Bahasa Indonesia mengenal kata dan kalimat.
b)      Andi makan sayur.
Kalimat tak lengkap adalah kalimat yang subjek atau predikatnya tidak ada.
Contoh :
a)      Maju terus, pantang mundur.
b)      Besar pasak daripada tiang.
1.3  Kalimat Biasa dan Kalimat Inversi
Kalimat biasa adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikat berurutan biasa, yaitu subjeknya mendahului predikat.
Contoh :
a)      Tom tidur di sofa semalam.
b)      Suti mengerjakan tugas di rumah.
Kalimat inversi adalah kalimat yang fungsi subjek dan predikatnya berurutan terbalik, yaitu predikatnya mendahului subjek.
Contoh :
a)      Ada makanan di dapur.
b)      Ada mobil di depan rumah.
1.4  Kalimat Berita, Kalimat Perintah, Kalimat Tanya, dan Kalimat Seru Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita.
Contoh :
a)      Setelah mengerjakan tugas saya tidur.
b)      Hengky sedang bermain dengan anak-anaknya.
Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya bermaksud memberikan perintah.
Contoh :
a)      Cepat !
b)      Datang sini, Tini!
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya bermaksud menanyakan sesuatu.
Contoh :
a)      Apakah dosen sudah mulai mengajar ?
b)      Siapa dosen kamu ?
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang atau sedih.
Contoh :
a)      Betapa cantiknya dia.
b)      Alangkah indahnya pelangi itu.
2.      Kalimat Majemuk
A.    Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya. Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan menggunakan kata hubung.
Terdiri dari:
1)      Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya.
Contoh: Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi ke sekolah
2)      Kalimat majemuk setara berlawanan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang isinya menyatakan situasi yang berlawanan.
Contoh: Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.
3)      Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain
Contoh : Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin
B.     Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
Jenis-jenisnya:
1)      Kalimat majemuk hubungan waktu
Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang
2)      Kalimat majemuk hubungan syarat Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan
Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan laptop baru.
3)      Kalimat majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat belajar
4)      Kalimat majemuk konsensip Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum.
5)      Kalimat majemuk hubungan penyebaban Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak mencintaiku
6)      Kalimat majemuk hubungan perbandingan Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku belajar.
7)      Kalimat majemuk hubungan akibat Ditadai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan kontes itu.
8)      Kalimat majemuk hubungan cara Ditandai dengan : Dengan
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya.
9)      Kalimat majemuk hubungan sangkalan Ditandai dengan: seolah-olah, seakan-akan
Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi apapun.
10)  Kalimat majemuk hubungan kenyataan Ditandai dengan: padahal, sedangkan
Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit.
11)  Kalimat majemuk hubungan hasil Ditandai dengan : makannya
Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek
12)  Kalimat majemuk hubungan penjelasan Ditandai dengan : bahwa
Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa yang pandai
13)  Majemuk hubungan atributif Ditandai dengan : yang Contoh : anak yang sedang berlari itu teman saya
C.      Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang merupakan hubungan antara majemuk setara dan majemuk bertingkat.
Contoh : Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah menidurkan adikku.


2.4 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.      Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1.      Kesepadanan Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh: Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif) Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.       Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

2.5  Pola Kalimat

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

2.5.1 Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
·         Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
·         Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
·         Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
·         Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)

2.5.2 Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek.subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·         Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O

2.5.3 Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
·         Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.

2.5.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·         Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.

 

2.5.5 Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

 

2.5.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K

2.5.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

2.5.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K


















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada adanya intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih besar, kalimat ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan makna.
3.2 Saran
Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.






                       

DAFTAR PUSTAKA

http://henker17.blogspot.com/2012/09/makalah-bahasa-indonesia-kalimat.html http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-kalimat.html http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/210981-macam-macam-kalimat- majemuk-dan-contohnya.html http://zabidin1993.blogspot.com/2013/11/kalimat-efektif.html http://kalimatefektif2013.blogspot.com/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 1 - Tata Kalimat

Nama Kelompok: Anita Rosita         (20212938) Intan Sri Malawati   (23212756) Lidiana Tri Cahyani  (24212194) Wenny Eka Putri      (27212673) Kelas ; 3EB22 KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Tata Kalimat”. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas Bahasa Indonesia pada Fakultas Ekonomi di Universitas Gunadarma. Makalah ini membahas tentang kalimat seperti fungsi unsur-unsur kalimat, jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi peng...

BAB 8 - Konsep Nilai Waktu dari Uang

BAB 8 Konsep Nilai Waktu dari Uang Konsep nilai waktu dari uang             Beberapa notasi yang digunakan dalam nilai waktu dari uang adalah sebagai berikut : PV          = present value =nilai sekarang dari uang k              = suku bunga yang diberikan atau yang berlaku I               = Jumlah bunga yang diterima dalam tahun atau k (PV) FVn        = future value = nilai masa depan atau nilai akhir tahun ke n n             = jumlah tahun atau periode transaksi atau periode uang diinvestasikan . Berdasarkan notasi dan pengertian di atas, beberapa formulasi yang digunakan dalam konsep nilai waktu dari uang adalah sebagai berikut : 1.   ...

BAB 9 - Manajemen Keuangan Perusahaan

BAB 9 Manajemen Keuangan Perusahaan Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahmya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Peran dan Tanggungjawab Manajer Keuangan Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan Manajer Keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh Manajer Keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik. Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Dalam suatu perekonomian, efisiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi ...