Tata kalimat
A. Pengertian Tata Kalimat
Tata kalimat adalah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang baik dan benar mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.B. Ciri-ciri Tata Kalimat
Apakah tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat.Salah satu syaratnya adalah kelengkapan unsure kalimat, yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan pelengkap.1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, sosok(benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa predikat.Contoh :a. Mahasiswa mengerjakan tugas makalah.
b. Meja direktur besar.
c. Ayahku sedang melukis.
d. Membangun jalan laying sangat mahal.
2. Predikat
Predikat(P) adalah bagian kalimat yang member tahu, melakukan (tindakan) apa atau keadaan bagaimana subjek(S), sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, cirri atau jati diri S.Predikat dappat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa subjek.Contoh :a. Mahasiswa menyusun skripsi.
b. Ibu sedang tidur siang.
c. Putrinya cantik jelita.
d. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e. Kucingku belang tiga.
3. Objek
Objek(O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak O selalu dibelakang P. Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa kata kerja transitif.Contoh:a. Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya.
b. Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu.
c. Arsitek merancang bangunan.
d. Jhon Smith membeli barang antic.
4. Pelengkap(pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verbal. Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak dapat dipasifkan.
Contoh :a. Mereka belajar matematika dengan sungguh-sungguh.
b. Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.
c. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
5. Keterangan
Keterangan(ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsure ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat nama suka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam keterangan dalam kalimat yaitu keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyetara, simulative dan kesalinagan. Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, di tengah, atau akhir kalimat.Contoh :a. Mereka belajar di perpustakaan. (ket tempat)
b. Rustam sekarang sedang belajar. (ket waktu)
c. Lia memotong roti dengn pisau. (ket alat)
C. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.
Contoh:
Nenekku
Dipohon
Ciri-ciri Frasa
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu :
1. Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
2. Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
4. Bersifat Non-predikatif.
Jenis-jenis Frasa
Frasa berdasarkan jenis/kelas kata
· Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungil, hari senin, buku dua buah, bulan pertama, dll.
2. Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajiban, sandang pangan, sayur mayur, lahir bathin, dll.
3. Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat
· Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.
2. Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
3. Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju. b). jorong,tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
· Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti :agak, dapat, harus, lebih, paling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1. Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar, dll.
2. Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll3.
3. Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan.Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dantempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.
· Frasa Adverbial
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan katasangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga,dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
· Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Modifikatif, misal kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua.
2. Koordinatif, misal engkau dan aku, kami dan mereka, saya dan dia.
3. Apositif, misal :
a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.
· Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas :
1. Modifikatif, contoh : a). Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban. b). Kami membeli setengah lusin buku tulis.
2. Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurbankan. b). Dua atau tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu.
· Frasa Interogativ Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada kata tanya. contoh : a). Jawaban dari apa atau siapa ciri dari subjek kalimat. b). Jawaban dari mengapa ataubagaimana merupakan pertanda dari jawaban predikat.
· Frasa Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh dua kata yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja. b). Kami pergikemari atau kesana tidak ada masalah.
· Frasa Preposisional Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh kata depan yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Petualangan kami dari dan ke Jawa memerlukan waktu satu bulan. b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat umum.
Frasa berdasarkan fungsi unsur pembentuknya
Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa macam, yaitu :
· Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh frasa : kuda hitam(DM), dua orang (MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
1. Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
2. Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Farah si penari ular sangat cantik., kata Farah posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M).
3. Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibu, warta berita, dll.
· Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandung, kepada teman, di kelurahan, dll.
Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung/dimiliki unsur-unsur pembentuknya[
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa, yaitu :
1. Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ayah.
2. Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.
D. Klausa
Klausa dalam tata bahasa, adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan predikat walau dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis klausa, subjek dari klausa mungkin tidak tampak secara eksplisit dan hal ini khususnya umum dalam Bahasa bersubyek nol. Sebuah kalimat paling sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat yang lebih rumit terdiri dari beberapa klausa dan satu klausa juga terdiri dari beberapa klausa.
Klausa sering kali di kontraskan dengan frasa. Sebuah kumpulan kata dikatakan sebagai klausa apabila ia mempunyai Kata kerja finit dan subyeknya sementara sebuah frasa berisi kata kerja finit namun tanpa subyeknya Frasa kata kerja, atau tidak berisi kata kerja. Sebagai contoh kalimat "Aku tidak tahu kalau kamu membuat lukisan itu", "kamu membuat lukisan itu" adalah klausa dan sebuah kalimat benuh sedangkan "lukisan itu" dan "membuat lukisan itu" adalah sebuah frasa. Ahli Bahasa masa kini tidak membuat perbedaan seperti itu, mereka menerima ide akan klausa non-finit, klausa yang di atur disekitar kata kerja non-finit.
Klausa dependen dan independen
Klausa umumnya di bagi menjadi klausa dependen dan klausa independen.Sebuah klausa independen dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat sedangkan klausa dependen harus terhubung dengan klausa lainnya.Klausa independen dapat berupa anak kalimat atau kalimat yang setara dengan klausa yang lainnya.
E. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih.Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi.Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1. Kalimat Majemuk Setara
2. Kalimat Majemuk Rapatan
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara
kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
Penggabungan
|
Dan
|
penguatan/Penegasan
|
Bahkan
|
Pemilihan
|
Atau
|
Berlawanan
|
Sedangkan
|
urutan waktu
|
kemudian, lalu, lantas
|
Contoh:
1. Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2. Ragil berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
· Juminten pergi ke pasar sedangkan Ragil berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
· Ragil berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
· Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda.Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat.Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
Jenis
|
Konjungsi
|
Syarat
|
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
|
Tujuan
|
agar, supaya, biar
|
perlawanan (konsesif)
|
walaupun, kendati(pun), biarpun
|
Penyebaban
|
sebab, karena, oleh karena
|
Pengakibatan
|
maka, sehingga
|
Cara
|
dengan, tanpa
|
Alat
|
dengan, tanpa
|
perbandingan
|
seperti, bagaikan, alih-alih
|
Penjelasan
|
Bahwa
|
Kenyataan
|
Padahal
|
Contoh:
1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
· Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
· Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
· Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
· Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
· Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
· Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
· Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek.subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
· Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
· Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
· Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
· Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
· Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
· Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
Kalimat pasif dan negatif
Kalimat pasif
Subyek sebagai kata ganti orang
· Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
· Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)
· Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
· Dita dia marahi. (kalimat pasif)
Subyek bukan sebagai kata ganti orang
· Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
· Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)
· Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
· Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)
Kalimat negatif
· Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)
· Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)
· Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
· Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)
Sumber :
Komentar
Posting Komentar